Best SMM Panel

Mahasiswa Usir Paksa Pengungsi Rohingya di BMA Aceh

Para unjuk rasa meminta keluar

Diposting  73 Views diperbarui 9 bulan lalu

BERSAME.COM - Mahasiswa Aceh, Indonesia, lakukan unjuk rasa menuntut pemerintah mengusir pengungsi Rohingya yang datang dengan perahu dalam jumlah yang semakin banyak, bahkan polisi sudah menetapkan banyak tersangka perdagangan manusia dari Rohingya.

Lebih dari 1.500 warga Rohingya, yang melarikan diri dari serangan kekerasan di Myanmar dan sekarang meninggalkan kamp-kamp di negara tetangga Bangladesh untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Sebagian berlayar ke Aceh di ujung pulau Sumatera sejak bulan November.

Keberadaan Rohingya di protes langsung oleh ratusan mahasiswa di gedung parlemen Provinsi Banda Aceh, untuk menyerukan kepada anggota parlemen agar menolak pengungsi Rohingya, dengan mengatakan bahwa kehadiran mereka akan membawa pergolakan sosial dan ekonomi di masyarakat.

Para unjuk rasa meminta keluar  Rohingya dan mengkritik pemerintah dan badan pengungsi PBB karena gagal menangani kedatangan pengungsi.

“Kami mendesak ketua parlemen untuk segera mengambil tindakan tegas untuk mengusir semua pengungsi Rohingya dari Aceh,” kata Teuku Wariza, salah satu penyelenggara yang protes.

Kemudian pengunjuk rasa mendatangi tempat pengungsian Rohingya di balai komunitas setempat di Banda Aceh. 

Menurutnya, Indonesia pernah memberikan toleransi terhadap pengungsi Rohingya, sementara Thailand dan Malaysia mengusir mereka. Makin meningkatnya pengungsi, sehingga sebagian masyarakat Indonesia terhadap Rohingya telah memberikan tekanan pada pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk mengambil tindakan.

Polisi Banda Aceh kembali menetapkan dua tersangka penyelundupan manusia dari Bangladesh dan Myanmar menyusul kedatangan satu kapal pengungsi pada 10 Desember. Salah satu dari mereka, sang kapten, yang juga seorang pengungsi, ditahan melakukan perdagangan manusia.

“Ini bukan persoalan mudah, ini persoalan yang tantangannya sangat besar,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kepada wartawan. 

“UNHCR telah menegaskan kembali komitmennya untuk terus membantu pemerintah Indonesia dalam mengatasi situasi ini.”

Sekitar 740.000 warga Rohingya kembali ke Bangladesh setelah meninggalkan rumah mereka di Myanmar untuk menghindari kampanye kontra-pemberontakan brutal yang dilakukan pada tahun 2017 oleh pasukan keamanan. 

Tuduhan pemerkosaan massal, pembunuhan dan pembakaran seluruh desa telah terdokumentasi dan pengadilan internasional sedang mempertimbangkan apakah pihak berwenang Myanmar melakukan genosida dan pelanggaran berat hak asasi manusia lainnya. 

Upaya repatriasi warga Rohingya gagal karena adanya keraguan akan keamanan mereka. Hak kewarganegaraan sebagian besar warga Rohingya tidak diberikan di Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Buddha dan menghadapi diskriminasi sosial yang meluas.


infoclear

Reaksi Anda?

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 Komentar

infoclear